Tiga manusia itu sedang melintas di sebuah lembah. Kosong, gersang, terik, liar, tak berpenghuni. Tak tampak haiwan, tak melihat tanaman.
Mereka adalah seorang lelaki yang mulai menua, dan seorang wanita yang menggendong bayi merah. Rasa lelah membuat mereka berhenti. Dan sang bayi yang kehausan mulai menetek pada ibunya.
Tetapi laki-laki itu, suaminya yang soleh, tiba-tiba saja berjalan ke arah utara. Sekilas sang isteri melihat ada kaca-kaca di pelupuk matanya. Dan ia terus berjalan. Hingga kemudian sang isteri sedar, bahwa dia dan bayinya ditinggalkan.
Maka ia pun mengejar mencoba menyusul. Ia berlari kecil dengan bayi merahnya terguncang-guncang dalam gendongan.
"Mengapa kau tinggalkan kami hai Ibrahim?", serunya penuh tanya.
Lelaki itu, Ibrahim tidak menjawab. Ia hanya berhenti sejenak, menghela nafas dalam-dalam dan menahan isak.
"Mengapa kau tinggalkan kami hai Ibrahim?"
Yang ditanya tetap diam. Ia tak mampu menjawab. Lalu ia melangkah lagi, sedikit menyerong, mengindar dari isterinya yang menghadang.
"Mengapa kau tinggalkan kami hai Ibrahim?"
Ibrahim masih diam. Dalam hatinya berkecamuk sejuta senyawa rasa.
Dia yang menanti-nati buah hati berpuluh tahun lamanya. Dia yang melalui malam-malamnya dengan doa-doa, memohon ada tangis kecil yang memecah kesunyian rumah nya. Kini Allah telah memberikan anugerah itu, Isma'il. Dan kini, Allah tiba-tiba memintanya meninggalkan Ismail dan ibunya di tanah tak berpenghidupan ini.
Ia akan merasa sepi lagi. ia akan dilanda khawatir tak bertepi. tetapi apa daya seorang hamba? Dan mengapa harus bersangka pada Allah dengan yang tak semestinya?
Ya, ia redha dengan perintahNya. Hanya saja ia tak sanggup menjawab Hajar. Lapis bening di matanya telah berubah menjadi genangan. Hatinya gerimis.
"Apakah ini perintah Allah?", tiba-tiba Hajar mengubah pertanyaan.
Ibrahim terhenyak. Ia berhenti sesaat, lalu berbalik. Tatapannya ditumbukkan ke bola mata Hajar yang bening dan polos. Keduanya tangannya mencekau lengan hajar.
"Ya", katanya. Helaan nafasnya panjang & berat.
"Ini perintah Allah."
Sesaat hening. Mereka berpelukan.
"Kalau ini perintah Allah", kata Hajar berbisik di telinga suaminya,
"Dia sekali-kali takkan pernah menyia-nyiakan kami"
______________________________________________________________________
"Ya Rabb kami, sungguh telah kutempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tak bertanaman di dekat rumahMu yang dihormati.{Ibrahim : 37}
Ya Rabb kami, agar mereka mendirikan solat.
Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, dan karuniakan pada mereka rezeqi dari buah-buahan.
Mudah-mudahan mereka bersyukur"
Maka begitulah. Jalan cinta pejuang selalu meminta kita memahkotai cinta dengan iman bercahaya. Ibrahim, kekasih Allah itu membuktikan cintanya.
Demikian pula Hajar isterinya. Kalimatnya menjadi proklamasi iman sepanjang masa.
"Kalau ini perintah Allah, sekali-kali Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami"
Inilah perasaan bergejolak menjadi keteguhan. Perasaan yang menggantungkan diri pada Zat Maha Tinggi, hingga meleset molancati emosi2.
Inilah iman.
m/s 248-250 Jalan Cinta Para Pejuang - Salim A Fillah ______________________________________________________________________
:')
Terlalu amat mengagumi keyakinan mereka dengan Allah,
tanpa secalit ragu pun.
Iman yang bergerak menjangkaui segala emosi hati,
mengatasi segala perit sukarnya diuji.
Selalu mengingatkan diri sendiri tentang kisah Hajar.
Mengingatkan diri sendiri bahawa betapa wajib bersangka baik dengan Allah.
Mengingatkan diri sendiri cinta itu mestilah buah dari iman dan hanya kerana Allah.
diperlukan suatu hentakan yakin-Rahmat Abdullah
yang akan melahirkan
keberanian, keteguhan & kesabaran
bertolak dari jaminan yang tak pernah lapuk
"Dan barangsiapa mengerjakan amal2 soleh & dia dalam keadaan beriman,{Taha : 111-112}
maka dia tidak khuatir akan perlakuan yang tidak adil kepadanya,
dan tidak pula khuatir akan pengurangan haknya"
"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa seseorang{At-Taghabun : 11}
melainkan dengan izin Allah,
dan sesiapa yang beriman kepada Allah,
Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang berlaku itu dengan tenang & sabar),
dan ingatlah, Allah maha mengetahui akan tiap sesuatu"
"Sesungguhnya orang2 yg menegaskan keyakinannya, dengan berkata 'Tuhan kami ialah Allah',{Al-Fussilat : 30}
kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yg betul,
akan turunlah malaikat kpd mereka dari masa ke semasa,
(dengan memberi ilham): 'Janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yg tidak baik terhadap kamu) & janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu akan beroleh syurga yang telah dijanjikan kpd kamu"
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan melainkan Dia.{At-Taubah : 129}
Hanya kepada-Nya aku bertawakkal ,
dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arasy yg agung"
__________________________________________________________________
Sekian,
salam EidulAdha 1433H.
p/s:
posting O&G.
1st time betul2 enjoy oncall.
hmm.. tahun akhir cuma berbaki separuh perjalanan >_<
Rabbina yusahhil.
p/s:
bidding goodbye to le zauj.
jaga diri, jaga iman <3.
mumtaz, InsyaAllah!
:) << senyuman tabah
jumpa lagi 4 bulan!
subhanallah..cukup menyentuh....
ReplyDeletesubhanallah!hebatnya mereka.bagaimana pula kita?astaghfirullah T.T
ReplyDeleteT-T
Deleteassalamu'alaikum
ReplyDeletenadiah! :')
bestnye dapat kenal nadiah, lagi best bile dapat lebih kenal melalui jalan yg sama. subhanallah, nikmatnye!
moga kita kekal istiqamah. terus tsabat, insyaAllah. jumpa di next program, insyaAllah. :D
salam sayang,
umy~
waalaikumussalam umy!
Deletealhamdulillah.. di jalan da'wah, kita ber'ukhuwwah'~
insyaAllah2..
moga Allah beri kekuatan, tsabat hingga nafas terhenti :')
teruskan menulis dan mengetuk pintu2 hati dengan tarbiyah penuh hikmah.
moga Allah memberkati setiap tinta dan kata mu~
<3, nadiah